Perekonomian Dua Sektor
KESEIMBANGAN EKONOMI DUA SEKTOR
1. Perekonomian
Dua Sektor
Perekonomian dua sektor merupakan
penyederhanaan dalam mempelajari sistem perekonomian secara keseluruhan.
Keseimbangan dalam perekonomian dua sektor merupakan keseimbangan dari sisi
pendapatan dan sisi pengeluaran yang dilakukan oleh sektor rumah tangga dan
sektor swasta, dengan mengabaikan sektor pemerintah dan sektor luar negeri.
Perilaku pengeluaran yang dilakukan oleh sektor rumah tangga bisa dilakukan dengan membuat fungsi konsumsi dan fungsi tabungan, untuk melihat bagaimana perubahan pendapatan terhadap tingkat pengeluaran konsumsi dan tabungan. Kecenderungan bagi sektor rumah tangga untuk melakukan konsumsi disebut dengan Marginal Propensity to Consume (MPC). Sedangkan kecenderungan bagi sektor rumah tangga untuk melakukan tabungan disebut dengan Marginal Propensity to Save (MPS).
Perilaku pengeluaran yang dilakukan oleh sektor rumah tangga bisa dilakukan dengan membuat fungsi konsumsi dan fungsi tabungan, untuk melihat bagaimana perubahan pendapatan terhadap tingkat pengeluaran konsumsi dan tabungan. Kecenderungan bagi sektor rumah tangga untuk melakukan konsumsi disebut dengan Marginal Propensity to Consume (MPC). Sedangkan kecenderungan bagi sektor rumah tangga untuk melakukan tabungan disebut dengan Marginal Propensity to Save (MPS).
1.1. Hubungan Konsumsi Dan Pendapatan
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
tingkat pengeluaran RT. Hubungan antara pendapatan disposable, pengeluaran RT dan tabungan sangat erat. Ciri-ciri dari
hubungan tersebut :
1. Pada pendapatan yang rendah RT akan
menutupnya dari tabungan, mengambil dari tabungan.
2. Kenaikan pendapatan menaikkan
pengeluaran konsumsi.
3. Pada pendapatan yang tinggi RT
menabung.
1.2. FUNGSI KONSUMSI,TABUNGAN, DAN
INFESTASI
1.2.1.Konsumsi
Konsumsi (Consumption)
adalah Kegiatan mengurangi nilai guna barang dan jasa, dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan. Alat untuk melakukan konsumsi adalah dengan menggunakan
pendapatan, maka kossumsi juga sering dartikan bagian pendapatan masyarakat
yang digunakan untuk membeli barang atau jasa dalam rangka memenuhi kebutuhan.
Bagi masyarakat yang berpenghasilan kecil seluruh pendapatannya akan habis
dipergunakan untuk keperluankonsumsi. Jika dirumuskan, maka:
Y
= C.
Y
= Yield (pendapatan)
C
= Consumption ( konsumsi)
Faktor
yang mempengaruhi konsumsi ; pendapatan, komposisi keluarga, lingkungan,
kepribadian, motivasi, sikap,budaya dan perkiraan masa depan.
2.1.2. Tabungan
Tabungan (saving) adalah bagian pendapatan masyarakat yang
tidak digunakan untuk konsumsi. Masyarakat yang mempunyai penghasilan lebih
besar dari kebutuhan konsumsi akan mempunyai kesempatan untuk menabung Dalam
perekonomian sederhana Pendapatan Nasional akan digunakan untuk : Konsumsi dan
Tabungan. Maka jika dirumuskan:
Y
= C + S
Y
= Yield (pendapatan)
C
= Consumption( konsumsi)
S
= Saving (tabungan)
Faktor
yang mempengaruhi tabungan ; pendapatan, tingkat bunga, motif berjaga-jaga.
2.1.3. Investasi
Investasi (investment) adalah bagian dari tabungan yang
digunakan untuk kegiatan ekonomi menghasilkan barang dan jasa (produksi) yang
bertujuan mendapatkan keuntungan.
Jika tabungan besar, maka akan digunakan untuk kegiatan menghasilkan kembali barang dan jasa (produksi). Tabungan akan digunakan untuk investasi, investasi mempunyai dampak sangat besar terhadap bertambahnya pendapatan nasional. Bila dirumuskan :
Jika tabungan besar, maka akan digunakan untuk kegiatan menghasilkan kembali barang dan jasa (produksi). Tabungan akan digunakan untuk investasi, investasi mempunyai dampak sangat besar terhadap bertambahnya pendapatan nasional. Bila dirumuskan :
Y
= C + S
Y
= C + I
Sehingga
I = S
Y
(yield) : pendapatan
C
(consumption): konsumsi
S
(saving): tabungan
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pengusaha untuk melakukan investasi :
a)
Tingkat bunga kredit
b)
Jumlah permintaan barang/jasa
c)
Perkembangan teknologi
d)
Pajak Perseroan (perusahaan)
e)
Biaya produksi
f)
Kebijakan investasi & stabilitas politik
Konsumsi, pendapatan dan tabungan hubungannya sangat erat.
Menurut pendapat JM Keyness dikenal dengan psychological
consumption membahas tingkah laku masyarakat dalam konsumsi jika
dihubungkan dengan pendapatan. Pendapat JM Keyness sebagai berikut :
a) Jika pendapatan naik, maka konsumsi akan naik, tetapi tidak sebanyak kenaikan pendapatan;
b) Setiap kenaikan pendapatan akan digunakan untuk konsumsi dan tabungan;
a) Jika pendapatan naik, maka konsumsi akan naik, tetapi tidak sebanyak kenaikan pendapatan;
b) Setiap kenaikan pendapatan akan digunakan untuk konsumsi dan tabungan;
c)
Setiap kenaikan pendapatan jarang menurunkan konsumsi dan tabungan.
1.3. Fungsi Konsumsi dan Fungsi Tabungan
1.3.1. Fungsi
Konsumsi
Fungsi Konsumsi menjelaskan hubungan antara konsumsi dan
pendapatan nasional kedalam bentuk persamaan digunakan beberapa asumsi sebagai
berikut :
a. Jika Y = 0 masyarakat tetap akan
melakukan pengeluaran konsumsi minimum (otonom)
b. Pengeluaran konsumsi tergantung dari
besar kecilnya pendapatan
c. Jika terjadi kenaikan pendapatan,
maka konsumsi meningkat dengan jumlah yang lebih kecil dibanding kenaikan
pendapatan.
d. Proporsi kenaikan pendapatan yang
akan dikonsumsi adalah tetap. Proporsi ini disebut “Marginal Propensity to Consume” (MPC)
Berdasarkan asumsi persamaan linier pengeluaran konsumsi
dirumuskan:
C = a + bY
Yang menunjukkan bahwa :
Y = Pendapatan (income)
C = konsumsi
a = konstanta, besarnya konsumsi saat tidak ada pendapatan (
sama dengan nol) disebut
konsumsi otonom.
b
= tambahan melakukan konsumsi bila ada tambahan pendapatan, disebut hasrat
konsumsi
marginal, merupakan perbandingan
antara perubahan pengeluaran konsumsi dan perubahan pendapatan.
Untuk
menghitung besar a dirumuskan a = (APC – MPC) Y
Dimana :
APC : average
propencity to consume, rata-rata
hasrat mengkonsumsi dengan membandingkan antara besarnya konsumsi dengan pendapatan
itu sendiri.
APC = C/Y
Untuk menghitung b Secara matematis dirumuskan :
MPC= ∆C/∆Y
(MPC = marginal propensity to consume)
Contoh : Adi Ketika belum bekerja berarti pendapatan (Y) sama
dengan 0, pengeluaran untuk konsumsinya Rp. 300.000,00, berarti a = Rp.
300.000,00, maka C = Rp. 300.000,00 (konsumsi untuk kebutuhan pokok). Ketika
Adi telah bekerja dengan pendapatan bersih Rp 1.800.000,00 sebulan, pengeluaran
konsumsinya menjadi Rp. 1.200.000,00 sebulan (konsumsi tambahan Rp. 900.000,00)
. Tentukan fungsi konsumsi orang tersebut :
Jawab :
Diketahui : a = 300.000
C1 = 300.000
C2 = 1.200.000
Maka ∆C = 900.000 ( dari 300.000 menjadi 1.200.000)
Y1 = 0
Y2 = 1.800.000
Maka ∆Y = 1.800.000 ( dari 0 menjadi 1.800.000)
C = a + bY
C = 300.000 + 900.000 .Y
1.800.00
C = 300.000 + 0,5Y
Jadi fungsi konsumsi orang tersebut C = 300.000 + 0,5 Y
1.3.2. Fungsi Tabungan
Fungsi tabungan menjelaskan antara
tabungan dengan pendapatan diperoleh dari persamaan antara pendapatan nasional
dengan pengeluaran konsumsi masyarakat ditambah dengan tabungan masyarakat.
Y = C + S
S = Y- C
Padahal C = a +by maka,
C = Y - (a+by)
C = Y – a – by
C = -a + y – by
C = -a + y – by
C = -a + (1-b)y
Jadi fungsi tabungan =
S = -a + (1-b)y atau S =+(1-b) – a
Keterangan :
S = tabungan nasional
(1-b) = MPS (Marginal Propensity to Save) hasrat marginal
menabung, yaitu besarnya tambahan tabungan yang disebabkan oleh bertambahnya pendapatan.
(1-b) hasrat untuk menabung marjinal
(MPS= marginal propensity to save)
Secara matematis MPS =
MPS= ∆S/∆Y
a = pengeluaran konsumsi otonom /pengeluaran apabila
pendapatan sama dengan nol.
S = + (1-b)Y-a
S = + (1-b)Y-a
S = Y – C
S = Y – Ca + b
atau MPS = 1 - MPC, sebab MPC + MPS = 1
Karena (b) + (1-b) = 1 maka MPC + MPS = 1
1.3.2.1.Besarnya
Titik Keseimbangan BEP Atau Break Even Income (BEI)
Tingkat BEP adalah tingkat dimana
besarnya pendapatan sama dengan besarnya pengeluaran untuk konsumsi.
Y
= C atau Y-C = 0
1.3.2.2.Hubungan
antara MPC dengan MPS
Hubungan
antara MPC dengan MPS dinyatakan sebagai berikut :
MPC
+MPS = 1 atau MPC= 1-MPS atau MPS = 1 – MPC
Contoh
:
Diketahui
:
a.
pada tingkat pendapatan nasional Rp. 100 milyar, besarnya konsumsi Rp. 90
milyar.
b. pada tingkat pendapatan nasional Rp. 125 milyar, besarnya konsumsi Rp. 110 milyar.
Tentukan :
b. pada tingkat pendapatan nasional Rp. 125 milyar, besarnya konsumsi Rp. 110 milyar.
Tentukan :
1.
Fungsi konsumsi
2.
Fungsi tabungan
3.
Tingkat pendapatan BEP
4.
Hubungan antara MPC dan MPS
5.
Angka pengganda pendapatan
6.
Grafik fungsi konsumsi dan fungsi tabungan
Jawab
:
1. Mencari fungsi konsumsi
APC= C/Y = 90/100 = 0,90
MPC = b = ∆C/∆Y = 20/25 = 0,80
Maka besarnya a = (APC - MPC)Y
a = (0,90 - 0,80)100
a = 0,10 x 100
a = 10
Jadi
fungsi konsumsinya C = a + bY adalah C = 10 + 0,8Y
2.
Mencari
fungsi tabungan
S = -a + (1-b) Y
S = -10 + (1-0,8)Y
S = -10 + 0,2 Y
3. Tingkat pendapatan BEP
Y = C
Y = 10 + 0,8 Y
0,2Y = 10
Y = 50
Jadi besarnya BEP = 50 milyar
4.
Hubungan
antara MPC dan MPS
MPC + MPS = 1
0,8 + 0,2 = 1 (terbukti)
1.4.
Fungsi Investasi
Fungsi
investasi adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara tingkat investasi
dengan pendapatan nasional. Dalam hubungannya dengan pendapatan nasional,
investasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a.
Investasi Otonom (Autonomous Investment)
Investasi otonom adalah investasi yang tidak dipengaruhi oleh adanya perubahan
dalam pendapatan nasional maupun tingkat bunga. Jadi, tinggi rendahnya
pendapatan nasional tidak menentukan jumlah investasi yang dilakukan oleh
perusahaan.
Perhatikan
kurva berikut!
Berdasarkan kurva di samping, apabila suku bunga tinggi, jumlah investasi akan berkurang, sebaliknya suku bunga yang rendah akan mendorong lebih banyak investasi. Akibat dari perubahan suku bunga kepada investasi digambarkan oleh kurva l1 dan l2. Apabila suku bunga adalah ro jumlah investasi lo. Misalkan suku bunga turun ke r2, maka mengakibatkan pertambahan investasi menjadi l2, sebaliknya apabila suku bunga naik menjadi rl, Pendapatan maka akan mengakibatkan investasi turun, yaitu menjadi l1,
b.
Investasi Terpengaruh (Induced
Investment)
Investasi
terpengaruh adalah investasi yang didorong oleh adanya perubahan pendapatan
nasional. Jika pendapatan nasional naik investasi juga akan naik, jika pendapat
nasional turun maka investasi juga menurun. Peningkatan pendapatan nasional diikuti
kenaikan investasi karena kenaikan pendapatan nasional akan membawa serta
kenaikan konsumsi, sehingga produksi dan investasi juga bertambah. Keseimbangan
dalam perekonomian terjadi apabila:
1) Y = C + I, yaitu pendapatan nasional sama dengan konsumsi ditambah investasi.
1) Y = C + I, yaitu pendapatan nasional sama dengan konsumsi ditambah investasi.
2)
I = S, yaitu investasi sama dengan tabungan.
Perhatikan
kurva berikut!
Pada
keadaan seimbang seperti pada kurva di samping dipenuhi syarat keseimbangan
yaitu pendapatan sama dengan pengeluaran (C + I). Atau tabungan (S) sama dengan
pengeluaran investasi sektor swasta (I). Sedangkan Y = E merupakan syarat
keseimbangan perekonomian, yaitu pendapatan sama dengan pengeluaran.
Penentuan tingkat kegiatan ekonomi
1.
Jumlah
barang modal tersedia dan digunakan dalam perekonomian (K)
2.
Jumlah
dan kualitas tenaga kerja yang tersedia dalam perekonomian (L)
3.
Jumlah
dan jenis kekayaan alam yang digunakan (R)
4.
Tingkat
teknologi yang digunakan (T)
Y = f (K, L, R, T)
Komentar
Posting Komentar